"buat apa ada polisi kalo kata
maaf bisa menyelesaikan masalah?"
sepenggal kalimat disebuah film indonesia, tapi gw lupa judulnya, kalimat yang memang membingungkan buat orang bodoh, hehehe, ato gw yang aneh aja? hehehe, tapi emang bener kok, buat apa ada polisi, kalo misal gw nabrak *amit2* trs minta maaf trs masalahnya selesai, karena kadang-kadang kata
maaf tidak selalu menyiratkan penyesalan seseorang, tidak selalu membuat orang yang bersalah berfikir kalo dia salah dan akan merubah kecerobohannya, sehingga dia tidak menabrak lagi, kadang
maaf hanya dijadikan kata-kata guna mengurangi efek buruk bagi
si peminta maaf, efek buruk seperti pukulan, hinaan, umpatan, dan lain-lain dari
si penerima maaf, tanpa berfikir kalo kata
maaf sebetulnya dibutuhkan lebih sebagai teguran pribadi yang akan membuat jera
si peminta maaf, jera dalam arti tidak akan melakukan kesalahan yang sama, karena itu agar betul-betul jera diciptakan polisi, hakim, dan bui.
tadi malam sekitar jam 8 malam, gw berbuat salah, boong lagi sama orang, padahal resolusi 2007 kan gak boleh boong, dan gak lama kemudian jam 11.30an terbongkar kebohongan gw, seperti tidak jera karena terlalu sering minta
maaf untuk kesalahan yang sama, kali ini gw berfikir betapa berartinya sekarang kata
maaf, ketika kata
maaf tidak lagi ampuh menjinakan hati yang terluka karena telah dibohongi, beribu-ribu
maaf tidak dapat sedikit pun menenangkan hatinya, pasti ia jadi berfikir macam-macam, pasti ia tambah gak percaya, mudah-mudahan aja dugaan gw salah, atau mungkin karena gw terlalu banyak boong ia jadi biasa? atau ia udah tau duluan kalo gw bohong?
kali ini gw gak mau minta
maaf, kali ini gw cuma mau buktiin satu hal kalo gw benar-benar jera, dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.